Kamis, 23 Mei 2013

Muhasabah

TAUSYIAH FBUD II EDISI RABU, 20 RAJAB 1432 H-
#PICNOTE 1.1#
Bismillahirrahmanirrahim..
Tadi pagi aku melihat seorang wanita dengan jilbab birunya,subhanallah..sungguh aku seperti melihat seorang bidadari. Entah kenapa hati ini terus begetar di buatnya, aku tak tahan untuk melihat dan melihatnya lagi.
Hingga suatu hari, aku mendatanginya. Aku tak tahan untuk berkenalan dengannya. Di sudut itu aku pertama kali menatap dan selalu melihatnya dari tempat yang sama.
Aku melihatnya, sedang duduk khusyu’ di tempat dia biasa membaca buku yang dibawa. Aku mencoba mendekatinya.
” Assalam’ualaikum ukhti,” aku mencoba menyapa.
” Wa’alaikumsalam,” dia menjawab perlahan,memandangku sebentar lalu menunduk.
” Bolehkah aku berkenalan denganmu ukhti?”
” Kenapa kau mau berkenalan dengan ku? ”
” Pada waktu pertama kali aku memandangmu, aku jatuh cinta padamu,maafkan aku,maka dari itu aku terus memandangmu dari jauh, ” aku terkejut ketika dia langsung berdiri dan menata pku tajam namun dia tersenyum padaku.
” Akhi, andai saja Allah membutakan matamu saat ini, sungguh itu lebih baik dari pada engkau memandang hal yang tidak halal bagimu. Karna pandangan-pandanganmu sudah dikuasai syetan dalam matamu. ”
Aku tak mampu mengatakan apapun, saat dia melangkahkan kaki nya meninggalkanku. Butiran kristal menetes disela mataku.
Sungguh yaa Robb,ambil lah mataku jika pandanganku telah membutakan hatiku, aku lebih ridho Engaku yang ambil dari pada syetan yang menguasainya.
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memeliharakemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat..”(QS. An Nuur : 30)
==============================
Kisah di atas adalah cerminan betapa pandangan adalah dampak awal dari segala bentuk zina. Rosulullah bersabda :
” Sesungguhnya Allah telah menetapkan pada anak Adam perbuatan zina yang tidak mustahil di lakukannya. Mata dapat ber zina,dan zinanya adalah memandang. Lidah dapat berzina,dan zinanya adalah berbicara. Kaki dapat berzina, dan zinanya adalah melangkah. Tangan dapat berzina dan zinanya adalah memaksa. Hati dapat berzina dan zinanya adalah ber angan-angan. Maka kemaluan yang akan membenarkan atau mendustakan. ( Hr. Bukhori dan Muslim)
Mata adalah awal dari segala zina-zina,dan diikuti dengan zina yang lainnya. Sedangkan kemaluan yang akan membenarkan,apakah akan di wujudkan dengan tindakan atau di dustakan jika dia tidak melakukannya.
Ulama pun telah sepakat bahwa pandangan pertama adalah tidak mengapa, sedangkan pandangan-pandangan berikutnya ditunggangi oleh syetan. Hadits ini yang akan memperkuat.
” Hai Ali,jangan ikuti satu pandangan dengan pandangan yang lain,karna pandangan pertama itu bagianmu sedangkan pandangan yang ke dua bukan lagi pandanganmu (dosa) ( Hr. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ahmad )
Justru pandangan yang berawal dari pandangan pertama lalu diikuti pandangan berikutnya, bisa jadi dia akan memandangnya dengan nafsu dan hasrat yang lebih besar dari rasa penasarannya. Pandangan pertama adalah racun,sedangkan pandangan-pandangan berikutnyaadalah racun yang lebih dahsyat. Bagaimana mungkin racun penasaran akan terobati dengan racun yang lebih dahsyat.
Kondisi ini dapat kita umpamakan bila kita mempunyai sapi yang akan masuk pada lorong sempit. Bila kita membiarkan sapi itu terus melangkah,maka di pastikan sapi itu tak akan mampu keluar dan pasti kita akan sangat kepayahan mengeluarkannya. Begitu juga dengan pandangan kita.
Jika kita dari awal sudah menolak atau memutus ,tidak akan pandangan kita menjadi awal semua perbuatan yang akan menjerumuskan kita pada lorong sempit yang apabila kita ingin keluar sungguh akan kepayahan. Kalau terlalu sulit, bentak saja mata kita agar mau menuruti kemauan kita, agar si syetan yang menunggangi mata kita kabur dan ngga balik lagi.
Allah Azza wa Jalla memerintahkan kita untuk menjaga atau menundukkan pandangan kita. Dia tidak ingin diri kita masuk pada zina yang membuat kita jauh dari Nya. Dan sudah tentu pandangan tidak akan menjadikan kelegaan hati kita pada apa yang di haramkanNya pada hambaNya.
Berapa banyak pandangan menembus hati pelakunya, laksana panah yang melesat. Senang di awal,tapi bahaya menanti di akhir. Tak ada selamat dan kesenangan bagi nikmat yang berujung bahaya.
Wallahua’lam bish Showwab.
(http://www.bukanmuslimahbiasa.com/2010/0?9/ambil-saja-mataku.html)
(Semoga bermanfaat, dianjurkan untuk menyebarkannya kepada teman-teman yg lain) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar