TAUSYIAH FBUD II EDISI RABU, 20 RAJAB 1432 H-
#PICNOTE 1.1#
Bismillahirrahmanirrahim..
Tadi pagi aku melihat seorang wanita dengan
jilbab birunya,subhanallah..sungguh aku seperti melihat seorang bidadari. Entah
kenapa hati ini terus begetar di buatnya, aku tak tahan untuk melihat dan
melihatnya lagi.
Hingga suatu hari, aku mendatanginya. Aku tak tahan untuk berkenalan
dengannya. Di sudut itu aku pertama kali menatap dan selalu melihatnya dari
tempat yang sama.
Aku melihatnya, sedang duduk khusyu’ di tempat dia biasa membaca buku yang
dibawa. Aku mencoba mendekatinya.
” Assalam’ualaikum ukhti,” aku mencoba menyapa.
” Wa’alaikumsalam,” dia menjawab perlahan,memandangku sebentar lalu
menunduk.
” Bolehkah aku berkenalan denganmu ukhti?”
” Kenapa kau mau berkenalan dengan ku? ”
” Pada waktu pertama kali aku memandangmu, aku jatuh cinta padamu,maafkan
aku,maka dari itu aku terus memandangmu dari jauh, ” aku terkejut ketika dia
langsung berdiri dan menata pku tajam namun dia tersenyum padaku.
” Akhi, andai saja Allah membutakan matamu saat ini, sungguh itu lebih baik
dari pada engkau memandang hal yang tidak halal bagimu. Karna
pandangan-pandanganmu sudah dikuasai syetan dalam matamu. ”
Aku tak mampu mengatakan apapun, saat dia melangkahkan kaki nya
meninggalkanku. Butiran kristal menetes disela mataku.
Sungguh yaa Robb,ambil lah mataku jika pandanganku telah membutakan hatiku,
aku lebih ridho Engaku yang ambil dari pada syetan yang menguasainya.
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memeliharakemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat..”(QS. An
Nuur : 30)
==============================
Kisah di atas adalah cerminan betapa pandangan adalah dampak awal dari segala
bentuk zina. Rosulullah bersabda :
” Sesungguhnya Allah telah menetapkan pada anak Adam perbuatan zina yang
tidak mustahil di lakukannya. Mata dapat ber zina,dan zinanya adalah memandang.
Lidah dapat berzina,dan zinanya adalah berbicara. Kaki dapat berzina, dan
zinanya adalah melangkah. Tangan dapat berzina dan zinanya adalah memaksa. Hati
dapat berzina dan zinanya adalah ber angan-angan. Maka kemaluan yang akan
membenarkan atau mendustakan. ( Hr. Bukhori dan Muslim)
Mata adalah awal dari segala zina-zina,dan diikuti dengan zina yang lainnya.
Sedangkan kemaluan yang akan membenarkan,apakah akan di wujudkan dengan tindakan
atau di dustakan jika dia tidak melakukannya.
Ulama pun telah sepakat bahwa pandangan pertama adalah tidak mengapa,
sedangkan pandangan-pandangan berikutnya ditunggangi oleh syetan. Hadits ini
yang akan memperkuat.
” Hai Ali,jangan ikuti satu pandangan dengan pandangan yang lain,karna
pandangan pertama itu bagianmu sedangkan pandangan yang ke dua bukan lagi
pandanganmu (dosa) ( Hr. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ahmad )
Justru pandangan yang berawal dari pandangan pertama lalu diikuti pandangan
berikutnya, bisa jadi dia akan memandangnya dengan nafsu dan hasrat yang lebih
besar dari rasa penasarannya. Pandangan pertama adalah racun,sedangkan
pandangan-pandangan berikutnyaadalah racun yang lebih dahsyat. Bagaimana mungkin
racun penasaran akan terobati dengan racun yang lebih dahsyat.
Kondisi ini dapat kita umpamakan bila kita mempunyai sapi yang akan masuk
pada lorong sempit. Bila kita membiarkan sapi itu terus melangkah,maka di
pastikan sapi itu tak akan mampu keluar dan pasti kita akan sangat kepayahan
mengeluarkannya. Begitu juga dengan pandangan kita.
Jika kita dari awal sudah menolak atau memutus ,tidak akan pandangan kita
menjadi awal semua perbuatan yang akan menjerumuskan kita pada lorong sempit
yang apabila kita ingin keluar sungguh akan kepayahan. Kalau terlalu sulit,
bentak saja mata kita agar mau menuruti kemauan kita, agar si syetan yang
menunggangi mata kita kabur dan ngga balik lagi.
Allah Azza wa Jalla memerintahkan kita untuk menjaga atau menundukkan
pandangan kita. Dia tidak ingin diri kita masuk pada zina yang membuat kita jauh
dari Nya. Dan sudah tentu pandangan tidak akan menjadikan kelegaan hati kita
pada apa yang di haramkanNya pada hambaNya.
Berapa banyak pandangan menembus hati pelakunya, laksana panah yang melesat.
Senang di awal,tapi bahaya menanti di akhir. Tak ada selamat dan kesenangan bagi
nikmat yang berujung bahaya.
Wallahua’lam bish Showwab.
(http://www.bukanmuslimahbiasa.com/2010/0?9/ambil-saja-mataku.html)
(Semoga
bermanfaat, dianjurkan untuk menyebarkannya kepada teman-teman yg lain) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar